Medium

UI/UX

Leading Without a Title: A UI/UX Designer’s Perspective

Apr 21, 2025

Mengapa Memilih Melepaskan Jabatan?

Dalam perjalanan sebagai UI/UX designer, aku pernah berada di posisi kepemimpinan formal. Jabatan itu datang dengan tanggung jawab besar—mengelola tim, menentukan strategi, dan memastikan eksekusi berjalan sesuai rencana. Namun, meski hanya sebentar aku menjalani peran tersebut, aku sudah menyadari bahwa kepemimpinan bukan soal jabatan, tetapi soal pengaruh yang kita berikan.

Aku memilih melepaskan jabatan dan tetap menjadi kolega setingkat, bukan karena ingin menghindari tanggung jawab, tetapi karena aku percaya kepemimpinan sejati tidak bergantung pada posisi formal. Di dunia desain, cara berpikir, komunikasi, dan kemampuan menginspirasi jauh lebih penting daripada sekadar memiliki otoritas administratif.

Kepemimpinan dan Manajemen: Dua Hal yang Berbeda

Ada perbedaan mendasar antara menjadi seorang manajer dan menjadi pemimpin—dua peran yang sering kali disamakan dalam dunia kerja.

  • Manajer berfokus pada struktur, efisiensi, dan memastikan tugas berjalan sesuai rencana. Mereka bertanggung jawab untuk mengelola proyek, sumber daya, dan performa tim.

  • Pemimpin berfokus pada inspirasi, visi, dan menciptakan dampak yang lebih besar. Seorang pemimpin bukan hanya memastikan pekerjaan selesai, tetapi juga memberikan makna di balik pekerjaan itu.

Sebagai seorang ENTJ-A, banyak yang mengira aku lebih cocok sebagai manajer—seseorang yang strategis, tegas, dan bisa mengatur tim dengan sistematis. Namun, realitas yang aku temukan justru berbeda. Aku lebih efektif dalam memimpin melalui pengaruh dan inspirasi, bukan dengan kontrol langsung terhadap tugas-tugas tim.

Mengapa Aku Memilih Tetap Menjadi Kolega?

Keputusan ini bukan berarti mundur dari peran kepemimpinan—justru sebaliknya, aku ingin memimpin dengan cara yang lebih organik dan berpengaruh. Tanpa jabatan formal, aku bisa:

  1. Lebih dekat dengan kreativitas – Terlibat langsung dalam proses desain dan tidak terbebani dengan administrasi.

  2. Membangun kepemimpinan yang alami – Kepemimpinan yang muncul dari kepercayaan dan pengalaman, bukan karena posisi struktural.

  3. Berbagi perspektif dengan lebih bebas – Menginspirasi keputusan desain tanpa harus mengikuti hierarki formal.

Tanpa jabatan, aku tetap bisa membimbing tim, memberikan perspektif strategis, dan memastikan desain memiliki dampak besar bagi pengguna. Aku tetap bisa membentuk sistem desain yang lebih efektif dan menyampaikan konsep seperti button radius dengan pendekatan yang lebih mendalam.

Kepemimpinan Tanpa Titel: Filosofi Baru dalam UI/UX

Dalam dunia UI/UX, kepemimpinan bukan tentang siapa yang memiliki jabatan tertinggi—tetapi siapa yang mampu mengubah cara berpikir dan membangun inovasi. Aku merasakan ini setiap kali berdiskusi tentang desain, memberikan masukan kepada tim, atau menulis artikel tentang prinsip desain.

Ketika aku berbicara tentang sebuah sistem desain atau prinsip UX, aku tidak sedang mengelola tim secara administratif, tetapi menginspirasi mereka untuk melihat sesuatu dari sudut pandang yang lebih luas. Dan itulah kepemimpinan yang ingin aku jalani.

Dampak dari Keputusan Ini

Keputusan untuk tetap menjadi kolega terjadi di kantorku sebelumnya, dan dampaknya cukup besar. Dengan struktur yang lebih setara, hubungan di dalam tim menjadi lebih terbuka. Tidak ada kesenjangan antara atasan dan bawahan, karena semua berada di level yang sama.

Kecanggungan yang biasanya ada dalam hierarki tradisional menghilang, dan komunikasi menjadi jauh lebih efektif. Diskusi terjadi tanpa tekanan, keputusan dibuat berdasarkan pemahaman bersama, dan budaya kerja berubah menjadi lebih inklusif.

Aku melihat bagaimana tim semakin mandiri, lebih berani menyampaikan ide, dan lebih fokus pada esensi desain daripada sekadar memenuhi target bisnis. Pendekatan ini membuktikan bahwa kepemimpinan tidak selalu harus datang dari jabatan, tetapi bisa terjadi melalui sikap dan interaksi sehari-hari.

Kesimpulan: Kepemimpinan Itu Bukan Tentang Gelar

Di akhir perjalanan ini, aku semakin yakin bahwa memimpin tanpa titel adalah pilihan yang tepat. Pengaruh terbaik tidak datang dari otoritas formal, tetapi dari bagaimana kita menyampaikan ide, membimbing orang lain, dan menciptakan makna dalam pekerjaan kita.

Aku memilih memimpin dengan pengaruh, bukan dengan jabatan, karena aku percaya bahwa dalam dunia UI/UX, visi dan inspirasi lebih kuat daripada sekadar posisi.

Dan mungkin, ini adalah cara baru dalam memandang kepemimpinan dalam industri kreatif—bukan tentang mengatur orang, tetapi tentang membentuk pola pikir dan budaya kerja yang membawa desain ke level yang lebih tinggi.

Bagaimana menurut kalian?

Create a free website with Framer, the website builder loved by startups, designers and agencies.